Ketika Cucian Jadi Tulisan

Mau melanjutkan tulisan untuk #30DWC hari ke-10 (padahal harusnya sudah hari ke-15) kok buntu ya. Malah keinget baju-baju kotor yang numpuk minta jatahnya, dicuci.

Sudah ada tiga draf tulisan yang nggantung belum diselesaikan. Ah sudahlah.. Bukankah menulis itu untuk terapi, bukan membuat depresi? Kata Teh Uchan, penulis kenamaan, sih gitu.

Suami malah nyelutuk, jangan membuat pembenaran atas kemalasan. Lalu dia ngasih ide, kenapa kamu gak nulis tentang masa kecilmu yang badung, suka manjat pohon jambu, balapan renang di sungai dan mancing di tambaknya orang?

Haish, dia ngomong gitu kan karena kapan hari menulis tentang masa kecilnya sendiri di status FB. Lagipula, tak sepenuhnya masa kecilku penuh bunga. Aku tak mau memanggil kenangan buruk di masa lampau dan mengacaukan emosi dengan menulisnya.

Tapi hei, anggap saja ini tulisan untuk hari ke sepuluh itu. Bukankah barisan kalimat-kalimat ini tulisan juga? Tumpukan cucianku sudah menunggu. Piring-piring kotor pun sudah memanggil. Baiklah, siapkan deterjen, nyalakan kran & mesin cuci. Nginem yuuk maree..

*Balada mamah muda kekinian.

**Yang merasa jomblo tolong abaikan gambar illustrasinya yah... itu nyomot dari akun Instagram @simplyfreshlaundry

Tantepreneur

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

2 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com