Antara Gojek dan Hujan

Dik Tari, maafkan Abangmu jika hari ini pulang malam lagi. Sesuai janjiku, pantang pulang sebelum mengantongi uang. Bukan, bukannya Abang gila kerja atau mata duitan. Semata karena rasa cinta Abang buat kamu dan Ayra, anak kita tersayang.

Dik Tari, mungkin Adik sudah sering membaca berita-berita tentang Gojek yang berseliweran baik di media sosial maupun koran-koran. Berita tentang rekan kerja Abang yang sering diperlakukan tidak adil dan semena-mena oleh orang-orang yang berhati batu dan berotak udang. Driver Gojek yang  dianiaya, dikata-katain bahkan tak jarang ada yang dikerjain. Demi apa? Abang juga tak tahu jawaban pastinya Dik.

Soal kawan Abang yang dikerjain order fiktif makanan di restoran itu Dik, kau sudah baca berita berantainya di Facebook bukan? Sungguh teriris-iris hati ini ketika membacanya. Dia bekerja dengan perut kosong Dik, lapar sepagi sesiangan. Sepenuh hati memesan dan mengantar makanan sesuai orderan. Namun setelah empat jam mencari alamat palsu, yang didapat justru kekesalan. Bersyukurlah Abang belum pernah mengalami yang demikian.

Dik Tari, malam ini Abang tersangkut di Jalan Kalimati yang temaram karena listrik padam. Bukan di warung kopi Dik, Abang tertahan di sini lantaran hujan pertama yang menyiram. Hujan yang telah lama dirindukan. Bahkan dimintakan khusus melalui sholat Istisqo berjamaah di lapangan. Abang harap hujan ini dapat membasahi jiwa-jiwa yang kerontang dimakan kemarau panjang. Bukan kekurangan air Dik, tapi kurang kasih sayang.

Kunyalakan sebatang rokok untuk sekedar menghangatkan badan. Jalan ini teramat sepi ketika petang menjelang. Padahal di siang hari ramai sesak dengan kegiatan perdagangan. Hanya sesekali kendaraan yang melintas, beberapa mobil dan motor yang pengendaranya nekat menerobos hujan.

Narik Gojek kini tak semudah dahulu Dik Tari. Dulu setengah hari saja Abang bisa bawa pulang uang seratus dua ratus ribu. Lebih dari cukup untuk sekedar beli popok dan susu. Bahkan masih bisa untuk membelikanmu gincu.

Berangkat ngojek selepas sholat Ashar, Abang tak berharap banyak untuk hari ini. Cukuplah sekali dua tarikan. Abang pengen tidur lebih awal karena sudah berjanji besok mau ajak Ayra jalan-jalan. Merayakan ulang tahunnya yang ke dua di depan Balai Kota, main air muncrat sambil makan gorengan.

Tapi takdir sedang mengajak Abang bercanda Dik. Sampai lepas Isya, belum sekali pun Abang dapat orderan. Jumlah driver Gojek sekarang bak jamur di musim hujan. Ya, barangkali kami memang jamur karena sekarang sudah masuk musim hujan. Kami harus bersaing ketat namun tetap sehat dalam koridor atas nama persaudaraan.

Hujan mulai reda Dik, apa harus kusudahi saja perjudian nasib malam ini? Hidungku mulai gatal dan bersin-bersin sejak tadi. Abang tak mau acara jalan-jalan besok batal gara-gara masuk angin. Setidaknya upahku jadi kuli pengangkut sayur dan bawang di Pasar Pabean cukuplah untuk kita makan.

Abang pulang ya Dik Tari. Tolong siapkan secangkir teh panas, minyak kayu putih dan jaga-jaga uang koinan untuk kerokan.

*Catatan dari Jalan Kalimati, Surabaya. 3 November 2015 pukul 8 malam. Mas-mas Gojek duduk berteduh di depan toko keramik sambil rokokan. Sendirian. Dalam kegelapan.

**Pics are taken from Instagram account of @gojeksurabaya

#30DWC #Day9

Tantepreneur

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com